Kamis, 21 Agustus 2008

Masalah dan Kebenaran (2)

Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa ”filsafat” adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis.

Ini didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektik.

Dialektik ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk dialog. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, dan couriousity ”ketertarikan”.

Yang terakhir, memecahkan masalah atau mencari kebenaran melalui agama. Pemecahan semacam ini menjadi pencarian kebenaran yang tertinggi. Karena langsung berhadapan dengan Tuhan. Di sana ada harapan, kepasrahan dan kepercayaan yang tinggi pula. Sudah pada mencari ketenangan batin.

Jika semua usaha pemecahan masalah mentok, manusia cenderung memakai pendekatan Agama sebagai jalan terakhir. Mencari kebenaran yang tertinggi. Zaman dahulu di masa kejayaan Islam dulu, banyak ilmuan yang menemukan ilmu pengetahuan baru, penemuan-penemuan baru saat mengkaji Alquran.

Namun kini, khsusnya di Indonesia, jalan agama hanya dipakai ketika menghadapi masalah hidup saja, selalu identik dengan kepasrahan dan berharap mukjizat. Jadi jangan heran, jika banyak kita temui manusia lebih relegius usai ditimpa masalah.,

------------------------
Aduh agak berat uraian kali ini. Kapok deh nulis yang ginian lagi.

Tidak ada komentar: