Sabtu, 23 Agustus 2008

Orang Pas-pasan (1)


Baru saja saya ditipu pedagang komputer di carnavall Mall. Komputer yang baru saja beli di sana -baru saja- sudah rusak. Ketika dihidupkan langsung mati. Begitu terus.

Dengan sedikit bersungut-sungut saya bawa ke tukang servis dekat perumahan kawasan Bukit Beruntung, Seipanas, sebagaimana rekomendasi seoerang kawan dekat.

”Wah Pak, parah sekali. Ini motherboard-nya yang kena. Tak ada jalan lain, harus diganti!” kata si tukang servis. Harganyapun cukup mahal, Rp650 ribu. ”Ini udah plus ongkos servis Pak,” jelasnya memberitahukan via ponsel.

Saya kaget juga. Kok semahal itu? Saya lalu coba menawar. Namun tetap tak bisa.

”Ya udah, nanti saya telpon lagi,” balas saya tak memberikan persetujuan.

Bingung juga saya. Kok akhir-akhir ini saya malah dihadapkan dengan masalah yang serba Rp650 ribu. Semuanya penting pula!

Di antaranya mau ngecat rumah, tukangnya minta Rp650 ribu. Ini kan mau hari raya. Masak rumah cemang cemong. Apa kata dunia?

Sementara itu, timingbelt mobil juga harus diganti sekaligus pakingnya. Soalnya oli mesin udah pada bocor. Kata Ayong, montir langgananku kalau tak cepat diganti takut bisa bikin mobil turun mesin. ”Abang kasih aja Rp650 ribu. Ini udah cincay lho,” kata Ayong.

Lain lagi, ketika saya melintas di konter Snoopy, saya tergiur diskon pakaian balita lengkap dengan sepatunya. ”Total harga sudah diskon Rp650 ribu Pak,” kata sang penjaga toko.

Aaaahhh.... Semua serba Rp650 ribu. Sama sama pentingnya pula.

”Coba bikin skala prioritas. First thing first, dahulukan yang utama.”

Kata-kata pakar manajemen keuangan keluarga Safir Senduk, berbisik di telinga. Saat itu pula, sata teringat saat bertemu Depan Maju Sihite tahun 2001 lalu. Kala itu, dia adalah Koordinator Sijori Pos yang kini menjadi Batam Pos.

Tidak ada komentar: