Selasa, 19 Agustus 2008

Patriot PKB


”Walau apa yang terjadi, saya tak akan pindah dari PKB. Ini sudah menjadi tekad Abang. Saya tak akan menyesal dengan pilihan ini.”

Begitulah tekad Abdul Basith Has, Ketua Dewan Syuro PKB Batam. Dia adalah loyalis Gus Dur yang kini tersingkir oleh kubu Muhaimin.

Celakanya, ini terjadi di titik akhir, saat musim pencalegan tiba. Maka jadilah Basith yang semula duduk di peringkat utama, melorot keperingkat akhir.

Lalu, siapa yang mengisi kursi caleg PKB Batam? ”Ya, semuanya adalah orang-orang Rudi (Ketua PKB Batam, yang juga loyalis Muhaimin),” jelas Basith.

O... Pantas saja jika wajah caleg di PKB semua adalah orang-orang baru yang nota bene sebelumnya kurang banyak berkiprah dalam kaderisasi PKB Batam.

”Sekali lagi, saya tak akan menyesal dengan pilihan saya ini. Bagi Abang, akan terus membela apa yang abang anggap benar.”

”Bagus itu Bang. Itu namanya patriot,” sambung saya saat itu. Bukankah patriot adalah orang yang rela mati demi membela keyakinan yang dianggapnya benar?

”(Posisi Basith) ini sudah tak bisa ditolong lagi. Soalnya dia terlibat konflik dengan Lukman (Lukman Edi, Sekjen PKB Muhaimin),” jelas Rudi, Ketua PKB Batam yang dihubungi terpisah.

Konflik DPP PKB bak puting beliung, meluluh lantakkan kader-kadernya di daerah. Banyak di antara mereka yang dulu berharap menjadi celeg, harus mengubur impiannya dalam-dalam setelah Muhaimin membekukan kepengurusannya. Padahal tenaga dan harta sudah dikorbankan untuk partai ini.

Ada yang menyelamatkan diri dengan meloncat ke partai lain. Namun juga ada yang masih bertahan. Politik memang kejam.

Namun di balik kasus ini, ada semacam tes yang tak terungkap. Yaitu soal loyalitas. Benar juga kata orang bijak, bahwa manusia akan kelihatan sifat aslinya pada saat kepepet.

Tidak ada komentar: