Sabtu, 23 Agustus 2008

Orang Pas-pasan (2)

Sambil membentangkan lima jari tangannya dia berkata, ”Kita ini orang kebanyakan Za. Kalau menginginkan sesuatu tak bisa dapat semuanya. Harus ada yang dikorbankan. Ibarat jari, kalau engkau pilih Jempol, maka jari yang lain tak akan dapat. Begitu sebaliknya,” jelas lelaki yang kini menjadi pimpinan Batam Cyber Zone, media online anak usaha Grup Batam Pos itu.

Berangkat dari sini, saya mulai memilah-milah. First thing first.

Selesaikan komputer.

Ini penting. Sebab fungsinya untuk menuimpan file-file perkembangan anak saya. Dari mulai lahir dan lain-lain. Kan tak lucu kalau dokumen keluarga ini saya simpan di komputer kantor, selain merusak privasi, juga tak enak kalau ketahuan tukang jaga jaringan.

Bisa-bisa saya dan keluarga jadi headline berhari-hari yang akhirnya hanya akan memunculkan pengumuman, ”Mohon jangan menyimpan apapun selain dokumen pekerjaan di komputer kantor. Server berat tahu!”.

Selain itu, komputer bisa menampung jika ide menulis meledak. Maklumlah, ide menulis ini kadang datang tak kenal waktu dan tempat. Kadang tengah malam atau saat asyik merenung di kloset. Kalau sudah datang, dada rasanya sakit digedor-gedor dari dalam, seolah ingin meledak.

Celakanya, kalau tak segera ditampung, maka bunga-bunga indahnya akan pudar. Tinggallah nanti yang tersisa ide utamanya saja. Jadi tak seru lagi.

Hal inilah yang membuat selama ini ide-ide menulis saya tumpul. Karena tak segera tertampung, maklum tak ada komputer. Sedangkan mau ditulis tangan, hasilnya mirip cakar sapi, tak jelas lagi mana jari tengah dan lainnya.

”Ya udah kayaknya ini lebih penting,” batinku. Soal ngecat rumah, ganti timingbelt mobil dan beliin pakaian anak, kan bisa digeser saat terima THR, sebulan lagi. Tak lama.

Tapi, tunggu dulu. Beban untuk THR-terlalu berat neh. Tentu banyak keperluan keluarga yang lain, belum lagi harus kirim ke kampung pula. Mana cukup. Emang THR-nya sebesar anggota dewan?!

Wah kian bingung lagi. Akhirnya saya putuskan, soal nanti biar dihitung nanti aja.

Nanti kalau THR sudah ada, baru bikin skala prioritas lagi.

Mau bagaimana lagi, inilah risiko orang kebanyakan, orang pas-pasan!



-----------
Almarhum ayahku berkata: Orang kaya itu adalah orang yang merasa cukup, sedangkan orang miskin adalah yang selalu merasa kurang.

Tidak ada komentar: