Sabtu, 02 Agustus 2008

(Hebatnya) Leak Radar Surabaya (2)

Hingga akhirnya dicari cara agar bisa bertahan. Minimal tak rugi. Maklum kerugiannya banyak tiap tahun. Jawa Pos sendiri tak kuat untuk menanggung kerugian seperti itu.

Hingga akhirnya saya dicoba (jadi Pemred), terus terang saja. (Setelah jadi Pemred Radar Surabaya) Terus saya ubah. Saya ubah lah. Kemarin wajahnya tak gitu kok mas, kayak Jawa Pos gitu.

Ketika saya ubah, pembaca mulai tertarik, karena beda. Maklum di Surabaya orang biasa lihat Jawa Pos, ini kok ada koran beda lebih seger gitu.

Itu perubahannya 100 persen kok Mas, dan (dampaknya) iklannya naik 200 persen dalam waktu satu setengah bulan, sampai sekarang. Jadi dari rugi Rp300 juta, langsung untung banyak. Lho aku kan kaget juga, kok dampaknya sampai segede itu?

Saya ini baru empat bulan lebih jadi pemrednya.

***
Sekadar diketahui, wajah Radar Surabaya memang beda dari koran umum lain. Foto utamanya merupakan foto liputan khusus, yang tentu saja direncanakan. Ini saja bedanya. Sedangkan pernik lain, seperti head line dan feature tetap ada.

Intinya, perubahan Radar Surabaya ini tetap sesuai pakem koran. Kalau diibaratkan ke sepeda motor, yang dimodifikasi hanya bodynya saja, sedangkan bagian vital lain tetap di tempatnya. Misal, spion tetap saja terpasang di tempatnya, bukan dipasang di sebelah as roda atau lainnya.

***

Saya: Apa tak takut seperti Posmo (ini adalah tabloid klenik grup Jawa Pos yang terbit tahun 1995-an). Dulu oplahnya melesat bak meteor. Tapi akhirnya tutup. Bagaimana Mas nyiasatinya?

Leak: Oh dia (Radar Surabaya) oplahnya naik dikit, tak meroket. Jadi pelangganya naik, tapi pelan. Kalau eceran, memang saya tahan dalam arti, kan di Surabaya koran seribuan (rupiah) banyak. Ini ecerannya saya naikkan dua ribu (rupiah), dari seribu (rupiah) harga langganan pun saya naikkan.

Pertama tak turun tetap naik, tapi tak meroket kayak posmo.

Mengapa Mas Leak tak banyak menggarap sektor eceran saja?

Leak: Saya gini, (kalau garap) sektor eceran memang (segmen) koran kuning masuk di situ.

Tidak ada komentar: