Sabtu, 13 September 2008

Bayang dan Kejayaan

Jumat lalu, ada menarik unik di Masjid Al Muhajirin Tiban Indah. Salat Jumat di sana penuh dengan jamaah, ramai sekali.

O... Ternyata ada Wakil Wali Kota Batam Ria Saptarika tengah melakukan kunjungan ke sana. Pantas saja, banyak orang berseragam coklat hilir mudik dengan raut muka sibuk. Dasar protokoler.

Usai salat Jumat, jamaah belum juga berganjak pulang. Mereka ternyata masih sibuk merubung Ria, bak semut melihat gula. Satu-satu, mereka bertukar pandang, sapa, senyum dan salam, sambil menundukkan separuh tubuh. Khusyu sekali.

Ada yang langsung berlalu membawa kenangan atau mungkin kisah pertemuan dengan Ria yang akan diceritakan kepada anak istrinya di rumah, namun ada juga yang masih bertahan. Dari kulitnya yang bersih, tampak mereka adalah para pengusaha. Ada saja yang bahan dibincangkan dengan Wakil Walikota dari PKS itu.

Begitulah. Wajar saja. Namanya pejabat yang masih pejabat. Dari sini ada tanya menumpuk, akankah Ria akan diperlakukan seperti itu jika kelak tak lagi mejabat?

Sekadar perbandingan, beberapa Jumat sebelumnya, saya lupa, mantan Wali Kota Batam Nyat Kadir, sempat salat Jumat di masjid yang sama. namun apa yang terjadi?

Sambutan tak seheboh Ria. Bahkan bisa dikata biasa aja. Padahal Nyat Kadir dulu adalah Wali Kota, bukan wakil, dan dia juga belum lama lengser.

Sedihnya, setelah usai salat Jumat, tak ada lagi orang yang mengerumuninya. Padahal dulu yang meresmikan masjid ini adalah Nyat Kadir! Memang ada yang masih mengajak Nyat berbincang, itupun orang-orang tua renta. Yang dibincangkan paling-paling hanya sebatas kabar, setelah itu langsung berlalu.

Padahal dulu, tentu Nyat tak akan diperlakukan seperti ini. Saya masih ingat, dulu sangat susah mendekati Nyat. Sebab, sepasukan Sat Pol PP dengan sigap membuat pagar di kanan dan kirinya, agar jalan Nyat Kadir tak terhalang.

Di sisi lain, kunjungan Nyat biasanya selalu akan diiringi tabuhan rebana dari serombongan penabuh kompang disertai lagu-lagu pujian.

Masya Allah... Inilah dunia. Fana. Only shadow and dust, dust in the wind.

Tidak ada komentar: