Kamis, 11 September 2008

Celoteh Ramadan (9)

Keluarga Cik Minah dan Cik Amat selama ini tak terlalu menonjol di banding keluarga lain di kampung itu. Sebuah gambaran dari potret kecil kaum pinggiran di Batam.

Hingga suatu pagi, selepas belanja di pasar Bengkong…

”Bang… Abang… Abang…Di mene engkau Bang…!”

Cik Minah memekik, kedua tangannya mengacung-acung ke atas, mirip gaya Archimides yang lompat dari bak rendam, usai menemukan teorinya.

Cik Amat yang masih asyik bermimpi, terperanjat hingga jatuh dari tempat tidur.

”Watttouuuh… Ape die Minaaah…” jeritnya menahan sakit.

”Bang, Abang lihat terong ni!”

”Ampun Minah, dah berape lame engkau hidop, tengok terong saje hairannya bukan maen!”

”Hei, Abang tengok dulu lah, ini terong bukan sembarang terong. Cube periksa, terong ini ade lafaz Allah-nye Bang!”

Cik Minah pun mendekatkan terung temuannya kepada Cik Amat. Ternyata, badan terung itu ada semacam goresan yang diyakini Cik Minah tulisan arab berlafaz Allah.

”Ha, betol Minah. Astaghfirullah…Allahu Akbar,” pekik mereka mengucap.

Akhirnya Cik Amat menempatkan terung itu di tempat khusus. Dalam hatinya berhayal bakal jadi orang top, bahkan dapat penghargaan Musium Rekor Indonesia.

Berita penemuan terung Cik Minah menyeruak ke mana-mana, termasuk ke kalangan wartawan. Kampung itupun gempar. Warga pun berbondong-bondong menuju rumah Cik Amat, “Nak tengok terong ajaib,” ujar mereka.

”Bile nak lihat, haros bayar lime ratos,” kata Ciki Amat, bak penjaga loket karcis bioskop. Wargapun cemberut. Namun karena penasaran, mereka mau juga.

Sementara Cik Minah, bertugas di dalam, bak tour guide museum, “Ini saye dapat setelah belanje sayor di pasar Bengkong,” kisahnya.

Keeesokan harinya, berita ini dibaca oleh Cik Amir, pedagang sayur yang dibeli Cik Minah. Terperanjatlah dia, ternyata terung miliknya ada di rumah Cik Amat.

Cik Amir pun bergegas ke rumah Cik Amat, lalu meminta terung miliknya. Tentu saja Cik Minah menolak.

“Hei, ape buktinye Cik? Founder keepers lah, die yang nemu dia pule yang dapat!”

“Oooo, engkau nak bukti Minah? Cobe tengok di belakang terong tu, ade nomor serinye, MIR 101283. Lepas tu, saye dah pasang juge benang pengaman di tengahnye!”

Akhirnya, disaksikan Tuk Mamat, kiai setempat dan beberapa unsur mupikam (maksudnya; musyawarah pimpinan kampong), terung tersebut diperiksa.

Ctaaaaarrr…. Bak petir di siang bolong, ternyata beberapa saksi ahli tersebut mengatakan bahwa bukti-bukti yang diajukan Cik Amir benar. Nomor seri dan benang pengaman di terung tersebut cocok adanya.

Cik Amat tak mampu mengelak lagi, terung itupun akhirnya dikembalikan ke Cik Amir.

Tidak ada komentar: