Senin, 01 September 2008

Narkoba dan Sani


Lucu juga saat menyaksikan tayangan iklan layanan masyarakat jauhi narkoba di Batam TV, pagi tadi.

Scene-nya seperti ini. Wakil Gubernur Kepri M Sani, berbaju Pramuka, berdiri paling depan menghadap kamera. Mengiring di belakang para remaja, juga memakai seragam yang sama.

Selanjutnya, Sani mulai orasi dengan mengajak generasi muda menjauhi narkoba, karena ini sangat merugikan.

Tampak dari pupil mata yang mengecil, bahasa tubuh yang canggung, serta kalimat yang terbata-bata, sangat jelas bahwa orasi sang Wagub bukan di luar kepala, tapi membaca teks yang diletakkan di samping kamera.

Kecanggungan ini mungkin karena tulisan di teks tersebut tak terjangkau oleh mata sang mantan Bupati Karimun tersebut. Sehingga dia harus bekerja keras dengan cepat mengganti kalimat-kalimat yang tak terbaca itu, dengan ciptaannya sendiri. Maklum durasinya hanya 1 menit.

Saya tak hafal apa saja kalimat-kalimat yang diucapkan Sani sejak awal. Yang paling saya ingat hanyalah kalimat terakhir. Skenarionya seperti ini;

Sani: Katakan tidak dengan narkoba.

Sani: Narkoba! (sambil teriak dan mengepalkan tangan ke udara).
Pramuka: Tidak! (juga teriak dan mengepalkan tangan ke udara).

Yel-yel ini diulang hingga tiga kali.

Namun sayang, aktingnya kurang mengesankan (sangat buruk, nilai E -), sehingga pesan yang disampaikan tak mengena. Malah jadi semacam dagelan.

Yang paling menggelikan saat Sani berteriak sembari mengepalkan tangan keudara itu. Mestinya saat itu aktingnya haruslah bagai orang yang marah, karena ini adalah lambang perlawanan yang serius.

Namun apa yang terjadi? Saat itu, wajah Sani malah tampak seperti orang bangun tidur, sama sekali tak ekspresif. Tak hanya itu, mata yang mestinya jadi jendela jiwa yang melambangkan amarah, malah tak fokus. Lirik sana sini, sangat tak berapi.

Selain itu kalimat ‘’Katakan tidak dengan narkoba” yang dia ucapkan, tentu salah aturan. Mestinya kata ‘’dengan” diganti ‘’pada”, menjadi ‘’Katakan tidak pada narkoba” sehingga akan lebih tepat.

Terakhir yang bikin kacau dari iklan ini adalah yel-yelnya itu. Saat Sani mengepalkan tangan ke udara lalu berkata ‘’Narkoba” lalu dijawab ‘’Tidak”, tentu tak tepat. Karena dengan demikian, ini dikonotasikan itu sebagai suatu dukungan pada narkoba.

Sebab, biasanya saat orang menyanjung sesuatu, dia akan selalu mengepalkan tangan ke udara sembari mengucap nama yang didukungnya.

Jika Sani mengecam, mestinya bukan kata ‘’narkoba” yang dijadikan yel yel tunggal, kan dia bisa saja memilih kata ‘’hancurkan” atau ‘’jauhi”, lalu dijawab oleh pramuka di belakangnya dengan kata ‘’narkoba”, sehingga hasilnya akan lebih baik.

Sebab, selain kualitas soundnya yang buruk, jika tak didengar dengan teliti, maka pesan ini akan terdengar seperti,

‘’Narkoba…”

‘’Yes…”

Tidak ada komentar: