Selasa, 02 September 2008

(Blog Saya) Berubah (1)

Dulu, sekitar dua tahun lalu, bos saya pernah memberikan sebuah tulisan foto kopian kepada saya. Isinya seperti ini:

Dalam pertemuan dengan para redaktur di grup Jawa Pos 1999 lalu, Dahlan Iskan meminta agar mereka merubah formasi dengan saling bertukar tempat duduk. Setelah itu dia bertanya,

”Bagaimana rasanya? Lebih baik bukan?”

”Ya Pak,” jawab ”kaum” redaktur itu kompak.

Selanjutnya, Ceo Jawa Pos grup itu meminta mereka berubah lagi dengan bertukar tempat duduk. Begitu terus berulang kali. Setelah itu dia bertanya, ”Bagaimana rasanya sekarang?”

Beda degan sebelumnya, jawaban kaum redaktur kali ini malah tak kompak. Umumnya malah terkesan bingung.

Melihat ini, Dahlan Iskan senyum simpul dan mulai menafsirkan apa maksud perintahnya tadi. Menurutnya, inilah perubahan.

Perubahan itu perlu dilakukan untuk menyegarkan, karena satu satunya yang tak berubah adalah perubahan itu sendiri. Namun, jika terlalu sering berubah malah akan bikin bingung dan cenderung tampak tak memiliki strategi dan konsep yang jelas.

Demikianlah bagaimana Dahlan Iskan menekankan pentingnya perubahan dan dampak buruk perubahan itu sendiri. Hal ini dia kemukakan hampir 10 tahun lalu, namun masih relevan hingga kini. Tak heran Dahlan juga dikenal sebagai orang yang mampu melihat ke depan.

Selain Dahlan Iskan, orang sukses yang mementingkan bagaimana pentingnya perubahan dan inovasi itu adalah Kris Wiluan.

Dengan inovasinya, lelaki berambut perak yang masuk di peringkat orang terkaya di Indonesia itu, mampu membuat PT Citra Tubindo mengembang, tak hanya ngurus pipa saja, namun juga merambah ke dunia animasi. Hasil animasi tersebut juga membuat dunia hiburan Hollywood melirik.

Berkat tangan dingin Kris, kini Citra Tubindo memiliki beberapa jenis usaha di bawah payung PT Citramas.Tak heran Project Officer Batam Pos Grup Marganas Nainggolan dalam tulisannya sampai memuji langkah Kris ini.

Tidak ada komentar: