Senin, 08 September 2008

Celoteh Ramadan (12)

Pak Ngah, orang terkaya di kampung Cik Amat, akhirnya lolos jadi daftar calon sementara (DCS) legislatif (caleg) Partai Ikan Gabus Ikan Bilis. Pak Ngah dapat nomor cantik, urutan 1. Maka, mulailah Pak Ngah bergerak.

Pertama-tama yang dilakukannya membentuk tim sukses. Cik Amat pun terpilih masuk ring satu jajaran tim sukses Pak Ngah. Sejak saat itulah, Cik Amat rutin rapat koordinasi pemenangan pemilu di rumah Pak Ngah.

”Engkau saye tarik, kerane jaringan engkau luas Mat. Mara, kite bergerak, karena hidup adelah pergerakan” jelasnya pada Cik Amat.

”Bile nanti saye terpileh, engkau saye angkat jadi driver plus ajudan Mat,” janji Pak Ngah (namanya juga politikus, janji dulu, action belakangan, he he he).

Cik Amat pun langsung semangat. Dia mulai membayangkan pakai baju safari abu-abu nyetir sedan Toyota Altis.

Gairahnya kian membara, ketika Cik Minah istrinya, juga mendukung, “Doa Minah selalu bersama Abang,” katanya memberi dukungan.

Maka, mulailah Cik Amat menjalankan program Pak Ngah. Tahap awal, membagi-bagikan stiker bergambar Pak Ngah pakai peci, kepada penumpang ojeknya. Stiker itu pula dia tempelkan di pos Laskar Ojek Bengkong Tengah (Lobet), tempat dia mangkal.

Tak hanya itu, Cik Amat juga membentuk Pak Ngah Fans Club, dengan sebutan ”Sahabat Pak Ngah”. Nama ini dia jiplak dari sebutan nama fans Peter Pan, yaitu Sahabat peter Pan

Namun, rupanya gaung kampanye Pak Ngah ini kurang tersebar luas. Akhirnya ditemukanlah ide, menggelar acara buka puasa bersama dengan mengundang kaum duafa. Acara ini juga “mengundang” wartawan, baik cetak dan elektronik. “Jangan lupe diliput lah,” pinta Pak Ngah.

Seperti biasa, saat melihat sorotan kamera wartawan, masyarakat selalu berkerumun berebut ingin masuk tivi. Gayanya ya itu-itu saja, cengengesan, sambil mengacungkan tiga jari berlambang metal.

Tak kalah action, Cik Amat juga sibuk bukan main. Gayanya mirip bodyguard George Bush, matanya ditutup kacamata hitam, pinjaman dari Cik Masykur, anggota Satpol PP langganan ojeknya.

Setiap Pak Ngah bergerak, Cik Amat selalu berjaga di depan membuka jalan. “Ayo kasih bapak jalan!” perintahnya.

Saat Pak Ngah menggelar konferensi pers, Cik Amat mematung di belakangnya, sok jaim mirip pas pampres Amerika.

Tapi setelah acara usai, Cik Amat berbisik pada kameramen wartawan televisi itu, “Jangan lupe Ncik, gambar saye dinaikkan,” pintanya. O, rupanya Cik Amat mau numpang ngetop pula.

Namun, petaka terjadi. Ternyata Pak Ngah tercoret dari DCS Partai Ikan Gabus Ikan Bilis. ''Teruk sangat lah, mane dah habis modal jutaan,'' ratapnya.

Yang paling kasihan Cik Amat. Impiannya untuk duduk di kursi Altis plat merah bubar. ”Alamak oy, gagal saye jadi supir anggota dewan, Minah,” ratap Cik Amat.

Tidak ada komentar: