Sabtu, 11 Desember 2010

Batam yang Rapuh

Batam yang rapuh... kota ini belum juga ada peningkatan...
Eddy Prasetyo menyukai ini.

Menot Djawa: mungkin ada harapan dari calon walikota baru.... optimis ya

Riza Fahlevi: entahlah.. semua hanya sebatas teori, susah untuk bisa percaya pada mereka, meski kita tak dapat menolak mereka...

kita lihat dari dulu investasi masih rendah, turis luar yg datang pun jarang yg berkelas.... belum lagi transportasi. Kita lihat taksi, kurang meyakinkan... kadang fungsinya jadi bus kota.

di bandara tambah aneh lagi... ada bus bandara, namun terlempar di kesunyian... jauh dari pintu kedatangan. bandingkan dg bandara lain... Tampaknya ini hanya sekadar gugur kewajiban aja. Jangan2 banyak yg tak tahu ada bus bandara.

Bicara investasi, rumah? Ah, tanah di sini (misal) 5 tahun lalu masih Rp1 juta, sekarang juga harganya tetap. Bandingkan dg daerah lain, sudah melambung tinggi. Ada data pertumbuhan ekonomi 6-7 persen (sektor konsumsi). pertumbuhan segini mah, tanpa pemerintah pun akan tercapai, karena masyarakat akan mendorong dengan sendirinya.

Sektor lain, emang apa yg telah dikembangkan untuk mendorong? apa yg konkret? Batam memang didesain jadi MICE, tapi konkretnya apa? yg subur hanya mall, penunjang lain?

belum lagi tiap tahun kita selalu meributkan soal UMK, buka tutup tempat hiburan dll.. Sementara skill minimun (bagi tenaga kerja) jarang ada.... entah pelatihan atau apa...Ini masalah 10 tahun lalu, namun masih bertahan hingga saat ini...

dg kondisi seperti ini, jangan heran bila sampai kapan pun, tak akan ada hotel bintang 5 berdiri di batam. ya mau nampung siapa? yg datang hanya "4 L", Lu Lagi Lu Lagi....

Stagnansi ini terjadi karena terlalu banyak program pembangunan yg muluk2. Kita tak butuh itu, cukup hal2 yg sudah ada, seperti infrastruktur, pariwisata dll dikembangkan dan ditingkatkan lagi. Jangan malah bikin program baru tapi jauh di alam khayal. Hanya ingin kelihatan keren aja.

Tidak ada komentar: