Senin, 13 Desember 2010

Puisi

Otak kita terlalu tegang... perlu dilenturkan dengan permainan kata-kata indah meski itu tidak benar, namun cukup menghibur. besairlah... jadilah burung yg terbang, dan juga berkicau merdu...
23 September jam 20:39
Rafa Al BadrunNur Cahayabulanpurnama, Maya Asmayasari, dan Rekaveny Soerya menyukai ini.

Aku adalah benang perak berbintik| mutiara mahkota dewi cinta untuk menghias taman, ladang & lembah... mungkin kata2 ini indah, tapi jelas tdk benar.mana ada hujan disebut benang perak berbintik?

Mana yg lbh puitis: hujan turun menghujam bumi, atau langit menangis? Yg kedua mungkin lbh indah, tapi jelas tdk benar. :))

Rekaveny Soerya: Mas Riza bisaaa ajaaa... :) Teruslah menulis ...senang baca tulisan mas Riza.

Riza Fahlevi: karena dihadiri bu wagub dann bu Dewi, saya akan hadiahkan bagaimana puisi menurut pandangan Gunawan Muhamad.

Puisi memang membebaskan kita dan bahasa dari slogan, dari kata2 klise. Puisi menghadirkan bahasa yg tak tersangka-sangka.

Puisi menyentuh kita krn ia menghidupkan kembali pesona kata dan dunia. Melepaskan kita dari hambar, kata

Di zaman ketika politik dan perdagangan mengerumuni kita dgn repetisi -- semboyan dan iklan -- puisi menerabas itu semua. Di masa ketika benda2 ditelikung utk dikonsumsi dan jadi obyek jual beli, puisi menebus pesona mereka kembali.

Kata GM, daun, pinsil, air bumi kereta api, kedai kopi - oleh puisi mereka tak dihadirkan hanya krn mereka berguna, tapi krn memukau. Di masa ketika ilmu melihat benda2 utk dirumuskan, puisi merayakan mereka sbg teman percakapan

Ya. Puisi memang sering tak mudah "dimengerti". Tapi banyak hal yg tak kita "mengerti" toh kita nikmati. Musik, misalnya. Dunia dan hidup tak seluruhnya utk dan bisa dimengerti. Tapi kita bisa akrab dgn keduanya. Puisi menyentuhkan kita ke sana.

Puisi memang tak berguna. Tapi justru itu ia membebaskan kita dari instrumentalisasi segala hal. Di masa ketika semua hendak dipolitikkan, puisi adalah ruang alternatif utk bercakap ttg cinta dan hal2 yg tak terduga.

Lagu adalah peranakan dari... puisi setelah ia bercinta dgn musik. terakhir, zaman jahiliyah puisi juga diperlombakan. yg menang ditempel di depan kakbah. Banyak penyair saat itu dikagumi dan dihormati ketua suku. Bahkan saat pasukan kaum muslimin terpuruk, puisilah yg bisa membangkitkan semangat mereka... Luar biasan kan?

Puisi itu indah, meski mungkin tidak benar. Sains mungkin benar, meski tidak indah.

Tidak ada komentar: