Sabtu, 11 Desember 2010

Jarum jahit

Terimakasih jarum jahit, engkau telah menyelamatkan umat manusia dari kepunahan...
Erica Gilda Simanjuntak, 'Eddy Prasetyo', dan Novi Ratmoko menyukai ini.
Novi Ratmoko: Kok bisa pak?

Riza Fahlevi: Kisah jahit menjahit ini sudah sangat tua dilakukan. Islam mengenal nabi ke dua, Idris, kerap menjahit kemeja untuk orang lai dg jarum.

Sementara itu, catatan lain menyebut, jarum jahit ini ditemukan oleh kaum wanita sejak era manusia gua. Jarum saat itu ditemukan dari pecahan tulang sisa buruan. Sejak saat itu, manusia kian leluasa menjelajah alam. kenapa begitu?

Dokter Ryu Hasan pernah menulis, Dg jarum, manusia purba mulai membuat pakaian berlapis (kayaknya cocok disebut pelindung tubuh ya.... ). Inilah yg mampu melindungi mereka dari ganasnya cuaca.

Tak hanya itu, dg jarum mereka mampu menyatukan kulit hewan selain membuat pakaian juga tenda. Dg tenda, manusia purba tak lagi tergantung dalam gua, mereka mulai menjelajah. Tenda saat itu ibarat kendaraan zaman ini.

Begitulah jarum terus digunakan. Saya pernah membaca tulisan Seorang dokter bedah Ryu Hasan, dia mengulas betapa jarum (yg semula berasal sebagai alat menjahit) ini membantu dunia medis.

Dg jarum, disentri bukan lagi penyakit berbahaya. Hanya dg jarumlah (infus) manusia bisa menembus pembuluh darah untuk menuangkan cairan. Selain itu, zaman kejayaan islam, jarum sudah dipakai untuk pembedahan.

Lihatlah, bagaimana jarum menyatukan kain2 pada perahu layar. Dg inilah penjelajahan setelah zaman es, dilakukan. Perdagangan hingga penjajahan terbantu oleh perahu layar.

Tidak ada komentar: