Minggu, 12 Desember 2010

Menulis dan Bicara

Kadang manusia bisa menulis tapi tak mampu berbicara, ada yg bisa berbicara tapi tak mau mendengar, ada juga yg mau mendengar tapi tak bisa mengerjakan. Ah,
tampaknya kita memerlukan mata orang lain untuk mengetahui keindahan (keburukan?) kita.
25 Oktober jam 19:08
Ridawati Dimasseto, Cipi Ckandina, Wahyu Hidayat dan 5 lainnya menyukai ini.

Liana: it is called our 'Blindspots', sama dengan kenderaan, harus ada rearview mirror, supaya kita bisa mengenderai kenderaan dengan selamat dan orang" dilingkungan juga merasa aman..

Riza Fahlevi: i agree with that... but so rare people realised about it... the ESQ metrhode said, man need a zero mind proccess, like the empty glass, to absorb the hikmah (moral)... theres a few thing that make a man go blind...

The biggest one is a power... Like in a spiderman moral: great power has a great responsibility... good man isn that good if he has a power.. power can turn the geek one into a monster... ronggo warsito says, sebaik-baiknya orang adalah mereka yg sadar dan waspada...

terimakasih bu ridawati dimasseto udah menyukai komen saya: oh ya, selain kekuasaan yg kadang bikin orang buta adalah: pujian. Pujian adalah ujian yang paling bikin mabuk kepayang. Kadang jadi susah ngeliat dosa sendiri. Tapi anehnya, semakin tenar seseorang semakin besar dia mengharap akan "tepuk tangan..."

satu lagi yg bikin orang buta adalah Cinta, (cinta selain Allah tentu saja). Para sufi yg selalu beragama secara quantum itu, selalu berpegang begini: Bila kamu terlalu mencintai sesuatu, maka lepas saja. Karena akan banyak yg akan jadi korban. Semula kawan dekat, keluarga, orang tua, dan terakhir TUHAN (keyakinan).

wah... bicara soal sufi dan cinta saya jadi teringat akan kisah Rabiatul adawiyah. Sufi cinta ini menolak semua cinta dunia dan memilih cinta Allah. Doanya yg paling terkenal adalah: Tuhan apapun karuniaMu untukku di dunia, hibah kan padamu... musuh-musuhMu.

Dan apapun karuniaMu untukku di akhirat, persembahkan pada sahabat-sahabatMu, bagiku cukuplah Engkau. bila sujudku padaMu karena takut neraka, bakar aku dengan apinya bila sujudku padaMu karena damba surga tutup untukku surga itu. Namun bila sujudku demi kau semata, jangan palingkan wajah Mu, aku rindu menatap keindahanMu.

Tidak ada komentar: