Sabtu, 11 Desember 2010

Sain dan Agama

Selamat pagi... Al gazali bilang: Wahyu ibarat cahaya, & akal ibarat mata. Kita tak bisa melihat tanpa keduanya. Masihkah kita mempertentangkan sain & agama?
04 November jam 7:25
Iin Iin Aja, Yantie Triefhoss U, Novi Ratmoko dan 3 lainnya menyukai ini.

Saat ini ada diskusi yg mempertentangkan agama & sain. Diskusi usang sejak zaman para nabi, abad pertengahan, yg dimunculkan lg.

Ada pendapat, agama & kitab suci hanya mengajar moral. Bila ada yg bercerita soal sain, itu hanya dihubung2kan. Pandanan ini disebut Bucalisme.

Sain tak akan pernah nyambung dg agama, karena konsep sain bersifat relatif, ragu, empiris. Karenanya hasilnya selalu berubah. Sedang ajaran agama bersifat percaya, tetap tak bisa dipertentangkan.

Sain selalu menuntut pembuktian, Rasionalitas. Sedang agama hanya bertumpu pada iman dan yakin. Hal ini bisa diamati soal penciptaan alam semesta, manusia, dll. Agama & sain selalu tak akur.

Tapi menurut saya, sain dan agama saling melengkapi. Ibarat melihat dari dua jendela. Perbedaan hanya pada angle saja, pemandangannya sama.

Saya setuju sain adalah anak kandung filsafat, sedang agama saudara kandung filsafat. Bila antara bahasa sain dan agama mulai tak nyambung, bisa dimediasi oleh filsafat. Dalam islam para sufi melakukan ini.

tambahan: hawking menanggap bahwa penciptaan alam semesta tak perlu campur tangan Tuhan, begitu pula darwin yg seolah menafikan adam... adalah bukti penentangan sain akan agama.

Tidak ada komentar: