Senin, 13 Desember 2010

Islam Feminis Batam

Saat ini di Batam Feminis Islam kian semarak. Yg membanggakan penggerak2nya banyak dilakukan kaum hawa. Gerakan ini mirip dg istilah male feminist yang dikenal dalam studi feminisme. Bedanya di sini pelakunya perempuan.
11 Oktober jam 10:11
Cahya Novi dan Sulthan Abd R menyukai ini.

Gerakan ini tumbuh melalui perkumpulan ibu2 di kota Batam, mulai politikus hingga bisnis woman. Di antaranya majelis taklim. Motornya banyak kalangan istri2 pejabat. Tak hanya mengundang ustaz, mereka juga aktif membuat telaah buku2 Islam, bahkan mengundang penulisnya.

Dari sini, muslimah2 ini, melebarkan sayapnya ke luar, tentunya melalui bidang masing2. Namun inti gerakannya, tetap aktif berjuang bagi terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender dalam tatanan masyarakat.

Mereka seolah meluruskan kekeliruan memaknai feminisme; yg dianggap gerakan yang diciptakan demi merusak akidah; perlawanan perempuan terhadap kodrat; permusuhan terhadap laki-laki; pemberontakan perempuan terhadap kewajiban rumah tangga; bahkan dianggap penolakan terhadap syariah.

Padahal feminisme, adalah upaya transformasi sosial yang meng arah ke terwujudnya sistem dan pranata sosial yang secara gender lebih adil dan ega liter. Substansi gerakan feminisme adalah memperjuangkan tatanan masya rakat yang adil secara gender, bebas dari segala bentuk diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan.

Aktivis muslim, Guntur Romli menulis, Nabi Muhammad sangat pantas disebut feminis. Sebab, Nabi hadir untuk membebaskan manusia, khususnya kaum perempuan, dari belenggu thagut dan khurafat dengan memperkenalkan konsep tauhid (monoteisme murni).

Selain itu ada tiga sosok muslim feminis asal Mesir. Pertama, Syekh Rifa'ah al-Thahthawi (1801-1873), dengan gagasan ide persamaan. Kedua, Syekh Muhammad Abduh (1849-1905), yang amat vokal berbicara tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan.

Ketiga, Qasim Amin (1863-1908), terkenal karena kedua bukunya, Tahrir al-Mar'ah (Pembebasan Perempuan) dan Al-Mar'ah al-Jadidah (Perempu an Baru). Statemennya yang terkenal: kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kondisi kemajuan kaum perempuannya.

Pendek kata, para tokoh feminis tersebut menggugat tradisi budaya patriarkal-seperti poligami, kewajiban hijab, dan larangan ke luar rumah-yang merugikan perempuan.

Mereka mengajak umat Islam berpikir kritis, rasional, dan terbuka. Setiap ide dan gagasan dari mana pun datangnya, timur atau barat, utara atau selatan, harus direspons kritis dan proporsional. Hanya dengan itu umat Islam dapat maju dan berjaya seperti pada abad keemasan Islam. MAJU TERUS FEMINIS ISLAM

Sofie Ghufron: hmm.... sudah sampai sana ya?

Riza Fahlevi: Ya bu sofie, insyaallah hal ini akan menghapus stigma bahwa batam identik dg pelacuran & judi.

Tidak ada komentar: