Sabtu, 11 Desember 2010

Negeri Gunung Api

Merapi meletus, krakatau batuk-batuk, gunung2 api lainnya siap-siap, selanjutnya?
03 November jam 20:25 ·

Indonesia banyak memiliki gunung-ganang, inilah juga asal usul kata "Melayu" dari kata malaya (india) yg artinya banyaki gunung. Dari rangkaian gunung ini ada beberapa gunung api. Sumatra & Jawa adalah sabuk gunung api dan otomatis sabuk gempa.

Di Jawa ada 42 gunung api; 20 di antaranya aktif dan dekat pemukiman. Artinya, gunung berapi ibarat sungai nil bagi warga mesir, selalu menghadiahkan kesuburan dan berkah bagi warga sekitar. Tanahnay subur. Wajib disukuri, tapi tetap waspada.

tiap gunung berapi biasanya punya "sifat bawaan". merapi dg wedhus gembelnya (awan panas), semeru dg eksplosifnya, galunggung dg hujan abunya.

Jaman dahulu, orang tua2 selalu menghubung2kan letusan gunung berapi dg pertanda penting. Dan ini juga merupakan tradisi para raja2 jawa. Nirwan Dewanto menulis: Erupsi Merapi: bagi Amangkurat I adalah tanda bagi pecahnya dinasti Sutawijaya; bagi Dipanegara, tanda untuk memulai perang suci.

Namun hakikatnya letusan gunung adalah berbagi kesuburan. lahar dll bisa memperbaharui struktur kesuburan tanah. Itulah mengapa indonesia sangat subur, karena banyak punya gunung berapi

di zaman moderen ini, letusan gunung adalah pertanda kita harus segera punya sistem mitigasi bencana nomor satu di dunia. mitigas: proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif bencana yang akan terjadi.

'Eddy Prasetyo': Njenengan akan saya beri Award "Ahli Gunung" ... mau ?

Riza Fahlevi: enten mawon njenengan niki pak... ini hanya iseng aja kok, tadi pas lihat karikatur Koran Tempo, jadi ingat tentang gunung... ya udah apa yg ingat tak tulis...

'Eddy Prasetyo': hehehe ... saya sangat yakin ... tulisan njenengan sangat kuat ... lanjutkan ... saya baca Mas ..
ini karena kekurangsadaran manusia untuk IQRO - membaca alam semesta .. yang diciptakan Allah sebagai Pasak untuk memperkuat, malah dirusak ? akhirnya Pasaknya malah marah ?

Anank Nainggolan: Apa mgkin ada semacam telepati di gunung2 yg masih aktif ini mas, ada yg sudah mltus, ada yg mulai nunjukin batuk2nya jg. Kesannya kok kompakan gitu??

Riza Fahlevi: entahlah cak anang. apa iya gunung bisa telepati? Yg jelas, namanya gunung api selalu aktif. Logikanya ibarat kita masak air di kompor. Kepundan gunung api menyimpan air, itulah yg "dimasak" kompor di bawahnya. Bila penuh, akan keluar bersama endapan lainnya itulah yg disebut lahar.

untuk mas 'Eddy Prasetyo' ya itulah perlunya mitigasi.... sudah saatnya soal beginian diserahkan pada sain, jangan lagi hanya pada terawangan mbah mbah..

'Eddy Prasetyo': sudah barang tentu Mas, kita banyak punya ahli Vulcanologi, Geologi dan lainnya, yang semestinya lebih intens untuk melakukan penelitian dan analisa ... sehingga masukan yang diberikan secara empiris dapat dijadikan referensi sebuah tindakan antisipasi, kalau soal mbah2 saya rasa biarkan saja mereka melakukan penerawangan, kalau ternyata penerawangan itu betul ya sykur, enggak ya gak popo, sekedar menghormati saja kepada pihak2 yang masih percaya itu .....

Riza Fahlevi: ya mas, atas bawah... kenapa enggak? he he he... penentangan sain selalu pada hal2 penerawangan hanyalah, karena sain menuntut penjelasan rinci. Padahal tak semua hal bisa dijelaskan yakan? ah, kayaknya kita harus minta bantuan filsafat agar keduanya nyambung

'Eddy Prasetyo': sebetulnya sain tidak ditentang Mas ... real ya ... cuma kadang di kita sain belum dilakukan secara kontinuitas, seperti misalnya medical report pasien, sehingga setiap gejala muncul sudah dapat diprediksi ? semua masih dilakukan secara sporadis dan lebih pada kondisional, di semua sisi .... bayangkan evakuasi tsunawi mentawai saja kelabakan, padalah sudah ada pelajaran yang lebih besar di aceh ? pengatan dini BMG jadi polemik, katanya ada pencabutan peringatan, tapi BMG nggak merasa mencabut ?

Maya Asmayasari: mari lebih berserah diri pd Allah.. laa haula wala quwata illa billah..

Tidak ada komentar: