Minggu, 12 Desember 2010

Kaligrafi dan Islam

Melihat2 kaligrafi... Jadi ingat, inilah satu-satunaya cabang seni lukis yg paling berkembang dan maju dalam sejarah peradaban Islam.
13 Oktober jam 11:23
Abd. Rahman Mawazi, Cahya Novi, dan Herny Basri menyukai ini.

Kaligrafi dibuat, sebagai peralihan dari pandangan sebagian ulama, yg mengharamkan seni rupa dan patung. Pandangan ini disebut ikonoklastik.

Ikonoklastik diyakini berkembang dari peristiwa saat Ibrahim yg menghancurkan patung2 namruz. Hingga kemudian, anak turunnya melstarikan ini. Patung diangap berhala dan rawan kemusyrikan.

Hal ini diteruskan oleh Musa (perhatikan pada 10 commandement). Namun larangan ini dilanggar oleh Samiri. Dia membuat patung anak sapi dari emas. Di Kristen pun, larangan patung juga sempat menjadi perdebatan.

Pada awal abad ke 7 Gregory the Great ( 590-604 ) secara resmi menyetujui penggunaan patung-patung dalam gereja tetapi tidak untuk disembah. Pada abad ke 8, doa mulai ditujukan kepada patung-patung.

Hingga kaisar Leo III (Romawi-725/726 M) yg memerintahkan penghancuran patung secara besar-besaran. Peristiwa ini bertepatan saat Rasulullah menghancurkan patung2 di kakbah.

Dari sinilah, ikonoklastik dalam Islam berkembang. Para ikonoklasme menolak patung. Ada yg berpedoman risalah nabi (baca http://blog.re.or.id/hukum-gambar-makhluk-bernyawa.htm).

Hal ini juga yg mendasari bangunan2 peradaban islam tak memajang gambar mahluk2 hidup dan patung. mereka lebih memajang gambar abstrak, atau, ini dia: kaligrafi.

Seni kaligrafi sebagai pengalihan seni rupa dalam Islam. Di istana2 para khalifah sejah era Abbasiyah hingga Andalusia selalu berukir kaligrafi indah.

Bahkan di istana Al Hambra, Andalusia (Spanyol Islam) khalifah saat itu (abad 9-an masehi) melukis kaligrafi dengan mengimpor tinta khusus dari Afghanistan. Sangat mahal, dijual per-gram. Harganya setara dg emas.

Wah dari semula lihat2 kaligrafi jadi cerita ikonoklastik.... he he...

Cahya Novi: pak di bikin notes aja biar bacanya lebih gampang n next time bisa ku baca lagi xiixiix

Riza Fahlevi: wah... ternyata ada yg suka baca juga ya.... kirain tak ada yg demen... ya udah, entar kalau kamu mau baca lagi, saya akan ceritakan lagi... Tulisan ini sebagian saya kutip dari tulisan Assyaukani... cendekiawan muslim.

Tidak ada komentar: