Sabtu, 11 Desember 2010

Selamat Pagi Bencana

Masih bisakah saya berucap Selamat pagi? Adakah selamat pagi di kaliurang dan mentawai?
Ridawati Dimasseto, Novi Ratmoko, dan Dewi Andriani Zain menyukai ini.

Dewi Andriani Zain: Innaalillaahi wainnailaihi rooji'uun ... :( Miris ya melihat saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air ... mngalami penderitaan dan kesedihan yg tiada tara ... hiks hiks :-( Bila melihat itu semua ...*Masih PANTASkah kita tak berSYUKUR, tak ...QANA'AH, riya', takabbur dan SOMBONG ... ?

Riza Fahlevi: Ya, bunda. Semoga semua ini menjadi pembelajaran kita bersama... Janganlah kita kaitkan semua bencana alam ini dg azab. Akan terdengar menyakitkan untuk para korban.

Islam memang ada doktrin soal azab, tapi mengaitkan semua bencana dg azab adalah keliru.

Hanya tuhanlah yg tahu apakah azab atau bukan. Orang yg mencap bencana adalah azab berarti telah mengambil peran tuhan. Bahkan nabipun tak berani berkata demikian.

Adalah lebih baik bencana alam menjadi kita pandai. belajarlah pada jepang. Mereka bersyukur negaranya selalu mendapat gempa. Shg jepang jadi negara maju dibidang konstruksi, dan tata kota. Jadi acuan dalam menanggulangi bencana alam, mulai banjir hingga gempa. Bahkan tsunami pun, mengambil nama dari profesor jepang yg menemukan metoda gejalanya di laut.

Ralat: nama tsunami bukan nama orang, tp bhs jepang yg berarti gelombang pelabhan, karena sering menyerang pelabuhan pantai jepang. Maklum, ngetiknya sambil antre paspor, jadi mix up, he he

Tidak ada komentar: