Minggu, 12 Desember 2010

Sang Pencerah

(menanggapi status FB Muhammad Nur)
Muhammad Nur: Ahmad Dahlan dalam film "Sang Pencerah" memang betul-betul pencerah, tapi bagaimana dengan Wali Kota Batam Ahmad Dahlan? Silahkan komen.....he..he...
17 September jam 22:21 ·

Riza Fahlevi: saya tak mau ngukur nur, takut salah. cuma saya akan memberi kupasan sedikit tentang apa itu pencerah.. nanti biar pembaca aja yg bandingkan. boleh kan?

Muhammad Nur: Boleh mas... ditunggu kupasannya...

Riza Fahlevi: baiklah... jreng... jreng.... terlebih dulu saya akan bacakan sebuah firman, wal takummingkum ummati yad una ilal hair...

Hm.... Selalu ada dua pilihan dlm setiap upaya perubahan: (i) integrasi; (ii) tensi. Para pembaharu (pencerah) memilih... yg kedua.

Integrasi adlh memikirkan persatuan komunal (kelompok/ummat) dg mengikuti apa maunya massa, bukan apa yg seharusnya diperbuat.

Tensi adlh konsekwensi dari perubahan. Massa cenderung resisten thdp sesuatu yg di luar comfort zone mereka.(pak w...ako suka yg confort2 nggak ya)

Para pembaru selalu dimusuhi, karena berusaha mengubah cara pandang massa. Ketegangan tak bisa dihindari. Contoh terbaik adlh pembaruan KH Ahmad Dahlan yg difilmkan hanung bramantyo. KH Dahlan memilih opsi kedua.

Para pencerah di mana2 selalu dimusuhi, dikafirkan, dan dicaci-maki. Ini konsekwensi pembaruan. Pencerahan Eropa memakan bnyk korban: Galileo, Bruno, Luther, dll. Di Mesir juga demikian: Abduh, Raziq, Abu Zayd, dll.

Pencerahan adalah keharusan jika sebuah masyarakat ingin berubah. Tak ada perubahan tanpa pencerahan. (sampai disini, pak wako udah melakukan belum? atau kita udah merasa ada perubahan belum?)

Dalam setiap upaya perubahan, ketegangan dan kontroversi adlh konsekwensi, bukan sesuatu yg dicari. (kalau didemo ya jangan atut).

karena Jika Anda takut perubahan, do nothing, say nothing, be nothing !

para nabi pun dicaci maki oleh kaumnya pada jamanya. Butuh keberanian untuk kreatif, untuk jadi pembaru.

dan yg penting, Perubahan dimulai dari pikiran. Jika pikiran Anda tak mau berubah, tak akan ada perubahan.

sekarang, kita bandingkan sendiri apa wako Dahlan udah melakukan ini? atau hanya bermain di tataran pencitraan? Silakan disimpulkan aja. Tulisan ini juga saya cuplik dari tulisan Luthfi Assyaukanie, cendekiawan muslim, liberal.

Tazwin Mirza: Dua jempol buat Pak Reza....

Bob Tamami: jumat kemarin wali kita nonton sang pencerah, mudah mudahan sang pencerah tidak dijadikan dia sang pencitraan

Atik Lestari Riadi: jadi keikut baca tulisan bang Riza, hm...perubahan seringkali always hard at the begining kata orang bule. Thanks bang ilmunya ...:) so, the people who risk nothing is nothing and become nothing lah ya...:)

Riza Fahlevi: ya mbak atik... dari jaman galeleo, musuh sang pencerah selalu sama; pemimpin (baik agama, politik dl) yg selalu ingin aman...

Tidak ada komentar: